Review Buku The Power Of Habit



Hai guys.....
         Blog edisi kali ini saya akan membahas tentang buku motivasi yang baru saja saya rampungkan membacanya. Apa lagi kalau buka The Power of Habit atau dalam bahasa Indonesianya Dasyatnya Kebiasaan oleh Charles Duhigg.

Darimana  sebenarnya saya tahu tentang buku The Power Of Habit?
         Saya mengetahui buku ini dari salah satu youteber asal Amerika bernama Thomas Frank yang sering sekali membuat video tentang self motivation dan merekomendasi buku-buku  yang cocok untuk self motivation itu sendiri. Merasa bahwa buku ini menarik, saya langsung cek info dan review di aplikasi jaringan sosial katalogisasi buku yang paling terkenal yaitu GoodReads.  Buku The power of Habit ini memperoleh rangking yang lumayan bagus yaitu 4.02 dan reviw yang positif dari pengguna GoodRead yang tidak diragukan lagi adalah kutu buku handal. So... akhirnya dengan bulat hari saya membeli buku ini. Buku The Power of Habit ini di jual dengan harga Rp 75.000  (per 7/7/2017) di Toko buku Gramedia Malioboro.
         Di Buku The Power of Habit, Charles Duhigg menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kebiasan sehari- hari. Contoh kebiasan yang kita lakukan sehari-hari seperti  Saat bagun pagi kebiasaan apa yang akan anda lakukan? Apakah Anda langsung mandi atau memeriksa sosial media, atau langsung mengambil sarapan?, Apa yang anda katakan pada anak anda sewaktu berangkat kerja? Rute mana yang akan anda tempuh ke tempat kerja? Dan hal-hal lainnya. Sebagian besar pilihan yang kita buat siap hari mungetn terasa sebagai hasil perbatan keputusan yang kita pikirkan dengan baik, padahal sebenarnya tidak. Pilihan – pilihan itu hanyalah kebiasaan-kebiasaan yang relatif kecil yang lama kelamaan akan berpengaruh terhadap kesehatan, produktivitas dan bahkan kebahagiaan kita.
         Buku The Power of Habit ini dibagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari Kebiasaan perorangan, kebiasaan organisasi yang sukses dan kebiasaan komunitas.
         Pada buku The Power of Habit ini, Duhigg menyampaikan Bagaimana Kebiasaan terbentuk dan bekerja pada setiap orang. Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Sains Otak Dan Kognitif Universitas Massachusetts Institutes Of Thecnology (MIT) melakukan penelitian bagaimana kebiasaan terbentuk dengan mengamati aktivitas otak tikus. Setelah operasi menanam chip tersebut dilakukan, tikus diletakan pada lorong berbentuk T dengan pembatas dan pada ujung  kiri lorong di beri ganjaran berupa potongan coklat. Saat penutup lorongdi buka, tikus berjalan mondar-mandir pada lorong tersebut sambil mengendus dan menggaruk pojok dinding  lorong sebagai bukti bahwa tikus mencium bau coklat. ketika mencapa pertigaan lorong T, tikus dalam percobaan tersebut  berbelok kanan menjauh dari coklat dan kemudian berbelok kiri dan menemukan coklat. Berdasarkan aktivitas yang terekam lewat mikro chip yang terpasang pada otak tikus tersebut di ketahui bawa terjadi lonjakan aktivitas ada awal saat tanda pintu palang terbuka, dan sesaat seteah tikus menemukan coklat sebagai ganjaran.


         Kebiasaan menurut para ilmuan muncul karena otak terus menerus mencari cara untuk  mengemat upaya. Apabila dilakukan terus menerus otak akan menjadikan kegiatan tersebut rutinitas suatu kebiasaan, sehingga kebiasaan tersebut menjadikan otak lebih rileks dan efisien. Otak yang efisien memungkinkan kita untuk berhnti terus menerus memikirkan perilaku- perilaku dasar, misalnya berjalan dan memilih makanan sehingga kita bisa menggunakan otak untuk melakukan hal-hal yang jauh lebih sulit di banding berjalan dan makan.
         Proses didalam otak kita merupakan suatu lingkaran bertahap tiga. Tahap pertama yaitu adanya tanda (cue) yaitu pemicu yang memberitahukan otak untuk memasuki mode otomatis dan kebiasaan mana yang harus di gunakan. Lalu tahap kedua, yaitu adanya rutinitas (routine) yang bisa jadi bentuk fisik atau secara mental, atau pun emosional. Tahap ketiga, yaitu adanya ganjaran (reward), yang membantu otak mengetahui apakah lingkar kebiasaan ini patut di ingat.


         Kisah lainya yang disajikan oleh Duhigg ini mengenai bagaimana rasa mengidam yang timbul pada tiap orang mampu menciptakan kebiasaannya baru dimasa depan.
         Claude C Hopkins eksekutif muda pada tahun 1900-an yang terkenal karena Jasa periklanan nya adalah orang yang meyakinkan orang Amerika untuk membeli bir Schlitz, menggunakan sabun Palmolive, dan Puffed Wheat dan produk lainnya yang sebelumnya tidak di kenal menjadi produk-produk yang laku keras di pasaran saat itu. Saat itu Claude C. Hopkins di tawari oleh  teman lamanya yang memiliki ide bisnis berupa pasta gigi. Namun saat itu Hopkins belum tertarik dan menganggap bahwa menjual pasta gigi sama saja dengan bunuh diri finansial. Masalahnya adalah nyaris tidak ada yang membeli pasta gigi saat itu, bahkan nyaris tidak ada yang menggosok gigi saat itu.  Hopkins berpikir hanya mengurusi sabun dan sereal saja saat.
         Teman Hopkins tidak menyerah, ia memancing ego dan mengunjunginya berkali-kali sehingga Hopkins akhirnya menyerah dan menyetujui untuk menangani kampanye penjualan pasta gigi tersebut dengan catatan diberi opsi enam bulan atas saham yang terkumpul. Keputusan tersebut adalah keputusan finansial paling bijaksana dalam hidup Hopkins.
         Dalam 5 tahun kemitraan tersebut, Hopkins mengubah Pepsodent menjadi salah satu produk paling terkenal di dunia dan Hopkins pun menciptakan kebiasaan menggosok gigi di Amerika dengan drastis bahkan mendunia.

Mengapa hal ini dapat terjadi?
Hopkins menciptakan rasa mengidam (craving) untuk memiliki gigi yang sehat yang diidam-idamkan setiap orang.


 Claude C Hopkins menggunakan kata-kata mengikatnya dan gambar menarik untuk menciptakan rasa mengidam untuk memiliki nafas segar dan  gigi bebas plak. Seminggu setelah kampanye atau peluncuran iklan Pepsodent diluncurkan, pada minggu ke- 3 permintaan Produk pasta gigi ini melonjak tinggi sehingga pabrik kewalahan memenuhi permintaan. Sebelum Pepsodent muncul hanya 7% orang di Amerika yang menggunakan pasta gigi, Satu dasawarsa kemudian, meningglkan menjadi 65%. Luar biasa bukan...
          Ini Contoh Iklan Pepdodent Kala itu.

 Pepsodent Ad

         Kebiasaan sendiri ada kebiasaan yang menghasilkan nilai positif, yang menguntungkan dan kebiasaan yang memberi dampak negatif atau merugikan baik dari segi kesehatan, produktivitas, dan mentalitas kita.
         Tentu nya setiap orang mendambakan memiliki kebiasaan yang baik tentunya. Seperti saya misalnya,mendampakan tubuh yang ramping ‘bak gitar spanyol’ tetapi masih terbiasa makan tengah malam, makan banyak tapi tidak pernah berolahraga. Kebiasaan-kebiasaan ini lah yang perlu saya ubah jika menginginkan berat badan normal dan sehat. Hehehehe....
Bagaimana mengubah kebiasaan?
         Charles Duhigg menyebutkan bahwa suatu kebiasaan tidak dapat kita hilangkan, melainkan dengan cara menggantinya dengan kebiasaan lain dengan memahami terlebih dahulu tanda mengidam, rutinitas baru dan ganjaran.
         Misalnya, Bila ingin berhenti merokok, carilah rutinitas berbeda yang yang akan memuaskan rasa mengidam sama dengan saat merokok. Tidak lupa juga untuk mencari kelompok pendukung seperti komunitas yang mendukung anda menjauhi rokok.
         Jadi jelas, jika ingin mengubah kebiasaan, Anda harus mencari rutinitas alternatif dan komitment untuk berubah serta kepercayaan bahwa anda dapat melakukan perubahan tersebut.
         Hal yang saya sukai dari Gaya penulisan Charles Duhigg adalah, ia menyampaikan fakta-fakta berdasarkan penelitian terpercaya di laboratorium sehingga membuat kita yakin bahwa kebiasaan itu bisa kita ciptakan dan kendalikan.

Tentang Penulis

            Charles Duhigg adalah seorang reporter investigasi New York Times, yang menulis untuk surat kabar dan majalah. Dia menulis dan menyumbang untuk golden opportunities (2007), serangkaian artikel yang meneliti bagaimana perusahaan-perusahaan  mencoba memanfaatkan warga lanjut usia di Amerika, The  Reckoning (2008) yang mempelajari sebab dan akibat krisis keuangan, dan Toxic Water (2009), mengenai pencemaran yang memburuk di perairan Amerika dan tanggapan pemerintah.

               Atas karyanya Mr. Duhigg telah menerima penghargaan national Academy of science, National Journalism, George Polk, Gerald Loeb, dan lain-lain. Dia juga menjadi bagian tim finalis Hadiah Pulitzer 2009. Dia telah tampil di This American Life, The Dr. Oz Show, NPR, The News Hour Wit Jim Lehrer dan Frontline.
             Mr. Duhigg lulusan Harvard Bussiness School dan Yale University. Sebelum menjadi jurnalis, Mr. Duhigg pernah bekerja sebagai manajer investasi, dan selama satu hari yang mengerikan menjadi kurir  bersepeda di San Fransisco.
              Mr. Duhigg mendapat kebiasaan buruk- terutama dengan gorengan-dalam hitungan menit, dan hidup di Brooklyn dengan isterinya, seorang ahli biologi laut, dan kedua putra nya, yang punya kebiasaan bangun pukul 5 pagi, melempar makanan pada waktu makan malam, dan tersenyum sempurna.

Semoga Bermanfaat.....

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bijak dan sopan ^_^

Review Becoming - Autobiografi Michelle Obama

Salam jumpa kembali...... Setelah sekian lama meninggalkan dunia blog, kini saya kembali lagi mencoba meluangkan waktu saya kembali...

Connect With Me